Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 Mei 2016

RABIES

DEFINISI
     Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia.Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
  Rabies ini merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan sangat ganas.Rabies langsung menyerang susunan saraf pusat (otak).Acute Encephalo myelitis dengan gejaal sangat khusus dan dengangangguan  syaraf yang jelas,dimana anjing menjadi sangat agresif,photophobia (takut sinar),Hydrophobia (takut air) yang selalu di akhiri dengan kematian.



ETIMOLOGI
     Kata rabies berasal dari bahasa Sanskerta kuno rabhas yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan.Dalam bahasa Yunani, rabies disebut Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan.Dalam bahasa Jerman, rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya menjadi gila

SEJARAH
       Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia.Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada 2300 SM.Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies.

Aristotle, pada 400 SM, menulis di Natural History of Animals edisi 8, bab 22
.... anjing itu menjadi gila. Hal ini menyebabkan mereka menjadi agresif dan semua binatang yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.
Hippocrates, Plutarch, Xenophon, Epimarcus, Virgil, Horace, dan Ovid adalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya. Celsius, seorang dokter pada zaman Romawi, mengasosiasikan hidrofobia (ketakutan terhadap air) dengan gigitan anjing, pada tahun 100 Masehi.  Cardanus, seorang penulis zaman Romawi menjelaskan sifat infeksi yang ada di air liur anjing yang terkena rabies.Para penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagai racun, yang mana adalah kata Latin bagi virus.Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yang saat itu disebut cacing lidah anjing (dog tongue worm). Untuk mencegah rabies di masa itu, permukaan lidah yang diduga mengandung "cacing" dipotong.Anggapan tersebut bertahan sampai abad 19, ketika akhirnya Louis Pasteur berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan otak yang terinfeksi pada tahun 1885 Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958, yaitu dengan teknik antibodi imunofluoresens untuk menemukan antigen rabies pada jaringan.


PENYEBAB
        Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana.Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati.Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.

CARA PENULARAN
       Rabies selalu menular melalui gigitan,dimana virus yang ada di dalam air liur anjing kemudia masuk ke dalam luka gigitan.semua hewan berdarah panas sangat peka terhadap virus penyakit rabies.virus di dalam air liur itu akan menginfeksi tubuh melalui luka gigitan dan langsung menyerang otak,menjalar ke dalam kelenjar air liur melalui syaraf sentrifungal dan kemudian masuk ke dalam pankreas.
     Kecepatan dalam menimbulkan gejala syaraf setelah digigit anjing yang mengidap penyakit rabies tergantung dari : 
         a.Kedalaman luka karena gigitan anjing tersebut.
         b.Parah tidaknya luka gigitan tersebut
         c.Lokasi gigitan anjing tersebut.
         d.Jumlah luka gigigtan anjing.
         e.Tingkat keganasan dan jumlah virus yang masuk ke dalam luka gigitan.

GEJALA
Pada hewan dikenal dua (2) bentuk penyakit rabies yaitu, rabies bentuk tenang dan rabies bentuk ganas. 
  1. Rabies bentuk tenang
      Anjing tidak menunjukkan tanda-tanda keganasan, dan kebanyakan tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
     
   2.  Rabies bentuk ganas
  • Anjing menunjukkan perubahan sifat yang tadinya penurut berubah menjadi tidak mau patuh kepada pemiliknya, tidak mau makan/minum. Stadium ini disebut biasanya disebut stadium prodromal. 
  • Stadium selanjutnya yaitu stadium keganasan/eksitasi, tanda-tandanya anjing akan menyerang/memakan benda-benda yang ditemui dan kemudian akan menggigit hewan lain/manusia. 
  • Stadium kelumpuhan/paralisa. Pada stadium ini anjing menunjukkan kelumpuhan kaki belakang, bagian ekor serta mandibula (rahang bawah). Selama mengalami perjalanan penyakit ini, anjing banyak mengeluarkan air liur dimana virus-virus banyak terdapat pada air liurnya tersebut. 

Gejala-gejala klinis pada manusia 
 
      Inkubasi virus rabies untuk masuk ke dalam tahapan gejala bisa saja memakan waktu cukup lama, tapi ketika gejala sudah dimulai dan memasuki fase akhir, pengidapnya dapat mengalami kematian. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul. Gejala rabies pada manusia diantaranya adalah demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perilaku agresif, dan takut terhadap air atau dikenal dengan hidrofobia.
Gejala rabies yang terlihat pada hewan, hampir serupa dengan gejala yang berkembang pada manusia, kecuali hidrofobia.
DIAGNOSA
Diagnosa pada hewan
1.  Hewan yang masih hidup : diagnosa melalui gejala klinis 
2.  Hewan yang sudah mati: pemeriksaan otak, untuk mencari Negri bodys di bagian hipocampusdengan  
     metode Saller, VAT,biology test (mouse inoculation test)
Pemeriksaan otak hewan, 

untuk mencari Negri bodys 
di bagian hipocampus dgn metode Saller














Diagnosa pada manusia     
Kedua tangan penderita diikat
agar tidak memberontak






Isolasi virus dari otak pada
penderita yang sudah meninggal
#Manusia yang sudah meninggal: isolasi virus dari saliva dan dari otak dengan needle necropcy 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar